LANDASAN
TEORI
2.1 Definisi
Fisiologi
Fisiologi
adalah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari tentang fungsi normal dari
suatu organisme mulai dari tingkat sel, jaringan, organ, sistem organ hingga
tingkat organisme itu sendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
mendefinisikan fisiologi adalah cabang biologi yang berkaitan dengan fungsi dan
kegiatan kehidupan atau zat hidup (organ, jaringan, atau sel).
Menurut
kedua definisi tersebut bias disimpulkan bahwa fisiologi adalah fungsi kerja
yang meliputi fungsi mekanik, fisik, dan biokimia dari makhluk hidup (http://fkuii.org/tiki-index,php?page=ilmu+fisiologi).
Fisiologi
dapat digunakan dalam berbagai metode ilmiah untuk mempelajari sel, jaringan,
organ, sistem organ, dan organisme secara keseleruhan menjalankan fungsi fisik
ddan kimiawinya untuk mendukung kehidupan. Menurut objek kajiannya dikenal
fisiologi manusia, fisiologi hewan, dan fisiologi tumbuhan. Prinsip fisiologi
bersifat universal yaitu tidak bergantung pada jenis organisme yang dipelajari (http://id.wikipedia.org/wiki/fisiologi)
2.2 Pengertian Kerja
Semua
aktivitas yang secara sengaja dan berguna dilakukan manusia untuk menjamin
kelangsungan hidupnya, baik sebagai induvidu maupun sebagai umat manusia secara
keseluruhan (Lenham, 1995).
Faktor yang mempengaruhi hasil kerja (performansi kerja) manusia, dan
dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
1.
Faktor diri (individu) terdiri dari: sikap,
sistem, nilai, karakteristik, fisik, motivasi, usia, jenis kelamin, pendidikan,
pengalaman dan lain-lain.
2. Faktor
situasional terdiri dari: lingkungan fisik, mesin dan peralatan, metode kerja
dan lain-lain.
Besarnya pengaruh
faktor-faktor ini semua terhadap keberhasilan kerja tidaklah sekadar hasil
jumlah atau rata-rata dari pengaruh setiap faktor tetapi merupakan interaksi
faktor-faktor tersebut, kadang-kadang dalam cara yang rumit. Hasil interaksi
keseluruhan inilah secara kesatuan memberikan pengaruh kepada keberhasilan
kerja.
Dengan dasar
pengetahuan ini, selanjutnya menjadi tugas pimpinan untuk mengatur semua factor
yang dikuasainya dan menjalinnya dengan faktor-faktor diri pekerja untuk
menciptakan suatu keadaan yang memberikan keberhasilan tertinggi.
2.3 Jenis-jenis kerja
Terdapat macam-macam
jenis kerja di dalam fisiologi, jenis-jenis kerja tersebut ada terbagi dua
yaitu kerja fisik (otot) dan kerja mental. Berikut penjelasan cirri-ciri kedua
jenis kerja:
1. Kerja Fisik (otot)
Kerja yang memerlukan energi fisik otot manusia
sebagai sumber tenaganya. Menurut Davis dan Miller kerja fisik ada tiga macam
yaitu:
a. Kerja
total seluruh tubuh: melibatkan 2/3 atau ¾ otot tubuh.
b. Kerja
sebagian otot: otot digunakan lebih sedikit.
c. Kerja
otot statis: menghasilkan gaya kontraksi otot.
Secara umum,
kerja fisik dibagi menjadi dua bagian yaitu kerja statis dan kerja dinamis. Berikut
ini perbedaan antara kedua kerja tersebut:
a. Kerja
statis yaitu tidak menghasilkan gerak, kontraksi otot bersifat isometris,
kelelahan lebih cepat terjadi.
b. Kerja
dinamis yaitu menghasilkan gerak, kontraksi otot bersifat isotonos dan ritmis,
kelelahan relatif agak lama terjadi.
Metode
pengukuran kerja fisik adalah:
a. Konsep
Horse Power oleh taylor.
b. Tingkat
konsumsi energi untuk mengukur pengeluaran energi.
c. Perubahan
tingkat kerja jantung dan konsumsi oksigen.
2. Kerja
Mental
Merupakan
kerja yang melibatkan proses berfikir dari otak dan pengeluaran energinya relatif
lebih sedikit dari kerja fisik. Menurut Tiffin ada tiga criteria-kriteria untuk
mengetahui pengaruh pekerjaan terhadap manusia dalam suatu sistem kerja, yaitu:
a. Kriteria
Faali
Kriteria faali meliputi: kecepatan
denyut jantung, konsumsi oksigen, tekanan darah, tingkat penguapan, temperatur
tubuh, komposisi kimiawi dalam darah dan air seni. Kriteria ini digunakan untuk
mengetahui perubahan fungsi alat-alat tubuh.
b. Kriteria
Kejiwaan
Kriteria kejiwaan meliputi;
pengujian tingkat kejiwaan pekerja, seperti tingkat kejenuhan, emosi, motivasi,
sikap dan lain-lain. Kriteria kejiwaan ini digunakan untuk mengetahui perubahan
kejiwaan yang timbul selama bekerja.
c.
Kriteria Hasil Kerja
Kriteria hasil
keja meliputi: hasil kerja yang diperoleh dari pekerja. Kriteria ini digunakan
untuk mengetahui pengaruh seluruh kondisi kerja dengan melihat hasil keja yang
diperoleh dari pekerja tersebut.
2.4 Pengukuran Konsumsi Energi
Konsumsi
energi pada waktu kerja biasanya ditentukan dengan cara tidak langsung, yaitu
dengan pengukuran tekanan darah, komposisi kimia dalam darah, temperatur tubuh,
tingkat penguapan dan jumlah udara yang dikeluarkan oleh paru-paru. Hubungan
antar energy expenditure dengan kecepatan heart rate (denyut jantung) persamaan sebagai berikut:
|
Dimana:
Y
: Energi (kilokalori per menit)

Konsumsi energi untuk kegiatan kerja
tertentu bissa dituliskan dalam bentuk matematis sebagai berikut:
|
Dimana:
KE
: konsumsi energi untuk kegiatan kerja tertentu (kilokalori/menit)
Et
: pengeluaran energi pada saat waktu kerja tertentu (kilokalori/menit)
Ei
: pengeluaran energi pada saat istirahat (kilokalori/menit)
Terdapat
tiga tingkat energi fisiologi yang umum:
1.
Istirahat (jika pengeluaran energi
diperlukan untuk mempertahankan kehidupan
tubuh dan biasa disebut metabolisme
basal).
2. Kerja aerobik (jika suplai oksigen pada otot
sempurna).
3. Kerja
anaerobik (jika suplai oksigen pada otot tidak sempurna).
Pengukuran denyut jantung
adalah merupakan salaah satu alat untuk mengetahui beban kerja. Hal ini dapat
dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
1.
Merasakan denyut yang ada pada arteri radial pada pergelangan tangan.
2. Mendengarkan
denyut dengan stethoscope.
3.
Menggunakan ECG (electrocardiogram), yaitu mengukur signal elektrik yang diukur dari
otot jantung pada permukaan kulit dada.
Ada beberapa definisi
Muller (1962) sebagai berikut:
1.
Denyut jantung selama istirahat (resting pulse) adalah rata-rata denyut
jantung sebelum suatu pekerjaan dimulai.
2.
Denyut jantung selama bekerja (working pulse) adalah rata-rata denyut
jantung selama seseorang bekerja.
3.
Denyut jantung untuk kerja (work pulse) adalah selisih antara denyut
jantung selama bekerja dan selama istirahat.
4.
Denyut jantung selama istirahat total (total recovery cost or recovery cost)
adalah jumlah aljabar denyut jantung saat sautu pekerjaan selesai dikerjakan
sampai dengan denyut berada pada kondisi istirahatnya,
5.
Denyut total (total work pulse or cardiac cost) adalah jumlah denyut jantung
dari mulainya suatu pekerjaan sampai denyut jantung berada pada kondisi
istirahatnya (resting level).
Penetuan waktu dimana saat pekerja dalam melakukan
pekerjaannya dan dalam suatu pekerjaan membutuhkan waktu istirahat atau recovery adalah sebagai berikut:
a.
Berdasarkan konsumsi energi dari
kapasitas oksigen terukur
Konsumsi energi diukur secara tidak langsung dengan
mengukur konsumsi oksigen. Jika satu liter dikonsumsi oleh tubuh, maka tubuh
akan mendapatkan 4,8 kkal energi.
|
Dimana:
R = Istirahat yang dibutuhkan dalam menit (recovery)
T = Total waktu kerja dalam menit
B = Kapasitas oksigen pada saat kerja
(liter/menit)
S = Kapasitas oksigen pada saat diam (liter/menit)
b. Bedasarkan
energi dari denyut jantung (heart rate)
Jika denyut nadi dipantau selama istirahat, kerja
dan pemulihan maka recovery (waktu
pemulihan) untuk beristirahat sejalan dengan beban kerja. Dalam keadaan yang
ekstrim, pekerja tidak mempunyai waktu istirahat yang cukup sehingga mengalami
kelelahan yang kronis. Murrel membuat metode untuk menentukan waktu istirahat
sebagai kompensasi dari pekerjaan fisik:
|
Dimana:
R = Istirahat yang dibutuhkan dalam menit (recovery)
T = Total waktu kerja dalam menit
K = Konsumsi energi rata-rata untuk bekerja
dalam kkal/menit
S = Konstanta (pengeluaran energi rata-rata
yang direkomendasikan dalam kkal/menit)
Penentuan nilai S
dengan menggunakan rumus interpolasi, yaitu sebagai berikut:
|
Dimana :
y =
rata-rata denyut jantung bekerja per aktivitas
x =
batas bawah rata-rata denyut jantung bekerja yang sesuai pada tabel klasifikasi beban kerja dan reaksi fisiologi
z =
batas atas rata-rata denyut jantung bekerja yang sesuai pada tabel klasifikasi
beban kerja dan reaksi fisiologi
a
= batas bawah energy expenditure denyut jantung bekerja yang sesuai pada tabel
klasifikasi beban kerja dan reaksi fisiologi
b =
batas atas energy expenditure denyut
jantung bekerja yang sesuai pada tabel klasifikasi beban kerja dan reaksi
fisiologi
2.5 Menentukan Waktu Standar dengan Metode
Fisiologis
Pengukuran fisiologi
dapatdipergunakan untuk membandingkan cost
energy pada suatu pekerjaan yang memenuhi waktu standar dengan pekerjaan
serupa yang tidak standar, tetapi perbandingan harus dibuat untuk orang yang
sama. Hasilnya mungkin beberapa orang yang memiliki performansi 150 % hingga
160% menggunakan energy expenditure
sama dengan orang yang performansinya hanya 110% sampai 115%. Waktu standar
ditentukan untuk tugas, pekerjaan yang spesifik dan jelas definisinya. Dr.
Lucien Brouha telah membuat tabel klasifikasi beban kerja dalam reaksi
fisiologi untuk menentukan berat ringannya suatu pekerjaan, seperti terlihat
pada tabel 2.1.
Tabel
2.1 Jenis Pekerjaan dengan Konsumsi Oksigen
Work Load
|
Oxygen Consumption
(Liter/minute)
|
Energy Expendicture
(Calories/minute)
|
Heart Rate During
Work (Beats/minute)
|
Light
|
0,5 – 1,0
|
2,5 – 5,0
|
60 – 100
|
Moderate
|
1,0 – 1,5
|
5,0 – 7,5
|
100 – 125
|
Heavy
|
1,5 – 2,0
|
7,5 – 10,0
|
125 – 150
|
Very
Heavy
|
2,0 – 2,5
|
10,0 – 12,5
|
150 - 175
|
2.6 Fatique
Fatique
adalah suatu kelelahan yang terjadi pada syaraf dan otot-otot manusia sehingga
tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya. Kelelahan dipandang dari sudut
industry adalah pengaruh dari kerja pada pikiran atau tubuh manusia yang
cenderung untuk mengurangi kecepatan kerja mereka atau menurunkan kualitas
produksi atau kedua-duanya dari performansi optimum seorang operator. Cakupan
dari kelelahan yaitu:
1.
Penurunan dalam performansi kerja
Pengurangan dalam kecepatan dan kualitas
output yang terjadi bila melewati suatu periode tertentu disebut industry fatique.
2.
Pengurangan dalam kapasitas kerja
Perusakan
otot atau ketidakseimbangan susunan saraf untuk memberikan stimulus disebut psikologis fatique.
3.
Laporan-laporan subyektif dari pekerja
Berhubungan
dengan perasaan gelisah dan bosan disebut fungsional
fatique.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi fatique adalah besarnya tenaga yang
dikeluarkan, kecepatan, cara dan sikap melakukan aktivitas, jenis kelamin dan
umur. Fatique dapat diukur dengan:
1.
Mengukur kecepatan denyut jantung dan
pernapasan.
2.
Mengukur tekanan darah, peredaran udara
dalam paru-paru, jumlahoksigen yang dipakai, jumlah CO2 yang dihaslkan,
temperatur badan, komposisi kimia dalam urin dan darah.
3. Menggunakan
alat uji kelelahan uji Riken Fatique.
Kelelahan
otot adalah kelelahan yang terjadi karena kerja otot dengan adanya aktivitas
kontraksi dan relaksasi. Tipe aktivitas otot oleh Ryan dalam Work & Effort adalah:
1.
Pengeluaran sejumlah energi secara
cepat.
2.
Pekerjaan yang dilakukan secara
teru-menerus.
3.
Pekerjaan setempat atau lokal yang
terus-menerus berulang dengan pengeluaran energi setempat yang besar.
4.
Sikap yang dibatasi (kerja statis).
Kelelahan
secara umum juga sering dirasakan pada setiap aktivitas yang dilakukan.
Kelelahan umum ditandai dengan berbagai kondisi antara lain:
1.
Kelelahan visual (indera penglihatan)
disebabkan oleh illuminasi, luminasi, seringnya akomodasi mata.
2.
Kelelahan seluruh tubuh.
3.
Kelelahan mental.
4.
Kelelahan urat saraf.
5. Stress
(pikiran tegang).
6. Rasa
malas bekerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar